Sausage Party (2016) Review

Sausage Party (2016)

Release

August 12, 2016

Negara

Amerika Serikat

Bahasa

Inggris

Director

Greg Tiernan, Conrad Vernon

Producer

Seth Rogen, Megan Ellison, Conrad Vernon, Evan Goldberg, Jonah Hill

Pemeran

Seth Rogen, Jonah Hill, Kristen Wiig, Michael Cera, Bill Hader, James Franco, Craig Robinson, Danny McBride, Nick Kroll, Paul Rudd, Edward Norton, David Krumholtz, Salma Hayek

Music

Alan Menken, Christopher Lennertz

Trailer

Synopsis

Frank (Seth Rogen) adalah sosis yang sama seperti makanan yang ada di dalam supermarket yang mempunyai harapan untuk dapat dipilih oleh pembeli yang akan membawa mereka ke surga yang mereka sebut “ the great beyond “. Frank juga berharap agar dia dipilih bersama dengan pacarnya roti hot dog yang bernama Brenda Bunson (Kristen Wiig). Suatu hari Frank bersama Brenda dipilih oleh seorang pembeli. Namun secara bersamaan muncul sebuah kabar yang menghebohkan dari Honey Mustard (Danny McBride). Honey mengatakan sebenarnya “ the great beyond ” adalah pembantaian yang sangat menakutkan.

Review

ceritanya tidak begitu begitu spesial namun konsep yang digunakan sanggup membawa berbagai hal liar yang berkaitan dengan makanan yang tidak jatuh dalam hal menjemukan. Tidak semua humor terasa lucu namun setidaknya dapat menggelitik dari bahasanya yang kotor sampai dengan hal-hal yang berkaitan dengan seksual. Kesan Cheeky yang dimiliki film ini namun tidak pernah luntur meskipun pesona jenaka maupun karakter serta cerita tidak semenarik di awal film. Hal ini disebabkan karena sistem film ini terus memberikan komedi terhadap penonton terasa sesak sebab sejak awal Sausage Party mempunyai sifat hit or Miss dengan kualitas elemen yang menjadi tidak maksimal.

Di awal film petualangan Frank dan teman-temannya begitu menyenangkan namun disegmen berikutnya mereka terasa melelahkan di saat cerita yang mulai berputar dalam sebuah lingkaran. Niat awal yang dimiliki oleh para makanan dalama upaya merayakan kehidupan yang mereka punya, tidak tercapai dengan baik. Mereka stuck di dalam sebuah pesta yang didalamnya berisikan aksi yang menghakimi dari agama sampai dengan ras. Ada beberapa humor yang masih terasa menggelitik namunn daya tarik mereka tidaak lagi terasa kuat. Ada beberapa terasa begitu klise walaupun berhasil sampai tujuan. Hal ini banyak di bantu oleh Vocie Actors yang memberikan energi untuk setiap karakter mesipun tidak lagi terasa engaging. Permainan warna warni visual juga baik seperti halnya dengan score yang sanggup menciptakan perasaan riang.