X-men: Apocalypse (2016)
Rilis: 27 Mei 2016 Negara: Amerika Serikat Bahasa: Inggris Direktur: Bryan Singer Sinematografi: Newton Thomas Sigel Pemeran: James McAvoy, Lucas Till, Sophie Turner, Olivia Munn, Tye Sheridan, Rose Byrne, Nicholas Hoult, Jennifer Lawrence, Oscar Isaac, Michael Fassbender Musik: John Ottman Distributor: 20th century Fox Produser: Hutch Parker, Simon Kinberg, Lauren Shuler Donner.
Trailer
Sinopsis
En Sabah Nur /Apocalypse terbangun dari tidurnya usai ribuan
tahun telah terkubur dalam dasar piramida. Di lain pihak setelah 10 tahun
berlalu pasca peristiwa di Washington , Charles Xavier mewujudkan impiannya
dengan membuka sekolah untuk anak-anak mutan
sedangkan Magneto yang merupakan buron lebih memilih untuk mengasingkan diri
di salah satu kota kecil di Polandia dengan mengganti identitas dirinya dengan
hidup damai bersama putri dan istrinya. Akan tetapi kedamaian tidaklah
bertahan lama setelah ancaman besar disaat Apocalypse bangkit di bumi dengan
menebar teror kehancuran bumi dengan Four
Horsemen –nya.
Review
X-Men apocalypse bisa dikatakan jauh lebih baik dari
film Wolverine dan X-Men The Last Stand namun masih kurang mengimbangi X—Men:
First Class dan X-Men:Days of Future
Past. X-Men apocalypse sebenarnya
mempunyai modal bagus dalam menjadikannya sebagai salah satu seri terbaik untuk
franchise X-Men dengan mempunyai premis mengenai kehadiran En Sabah Nur yang merupakan salah satu musuh tangguh dalam X-Men.
Namun fakta dilapangan rupanya sedikit dibawah ekspetasi audiens. Relasi antar
toko seakan tidak lagi ditonjolkan bahkan persahabatan antara Erik dan Charles
tidak lagi mendapatkan porsi yang cukup untuk menghadirkan sebuah kedekatan
antara benci dan rindu dengan kompleksitas seperti seri sebelumnya.
Cukup disayangkan memang, padahal banyak hal yang bisa
digali hubungan Charles dan Erik disini. Contonya Charles yang menjadi mentor
bagi para anak-anak mutan serta Magneto yang sebenarnya bisa cukup kuat dan
emosional sebelum dirinya direkrut oleh apocalypse. Di sini seakan Magneto
hanya bertransformasi menjadi seorang tukang pukul semata. Karakter lain
termasuk Mystique kini tidak lagi berpengaruh besar seperti film sebelumnya. Sebagai
gantinya hadir wajah-wajah lama dengan wujud baru dengan dandanan yang lebih modern seperti Jean
grey, Cyclops, Storm dan Cyclops.
Kemunculan wajah-wajah baru tersebut tidak sekuat dikala
pertama kali mengenal X-Men. Dimana setiap tokkoh langsung memberikan kesan
yang cukup meyakinkan. Wajar saja, Bryan Singer tidak memberikan kesempatan
bagi mereka untuk berinteraksi terlalu dalam mengingat masih banyaknya yang ingin
dihadirkan terutama cerita mengenai
sosok Apocalypse. Namun cukup disayangkan dimana fokus cerita yang
mengedepankan Apocalypse terbilang cukup mengecewakan dengan kebesaran namanya
yang merupakan mutan pertama serta mempunyai kekuatan. Apa yang ditampilkan
tidak terasa kekejaman yang luar biasa meskipun Oscar Issac telah memerankan
sosok Apocalypse dengan maksimal.
Selain itu penampilan dari Four Horsemen yang juga terasa lemah terutama pada Psylocke dan
angel yang terasa terbuang percuma dengan segala potensi yang ada. Namun ada
satu karakter yang lagi-lagi mencuri perhatian yaitu quicksilver yang
diperankan oleh Evan peters setelah film sebelumnya di X-men days of Future Past. Selain
itu narasi yang merupakan garapan
dari Simon Kinberg tidak secerdas dengan dua seri sebelumnya. So, film X-Men apocalypse merupakan bergerak
seperti standard film superhero pada umumnya mengenai kebaikan melawan tindak
kejahatan dalam usaha menyelamatkan dunia yang tidak lebih dengan spesial efek mahal
dua kali lipat dari dua film sebelumnya.
0 komentar:
Posting Komentar